Selama ini batu akik pacitan menjadi salah satu andalan dari kabupaten yang berada di pesisir selatan pulau jawa, yaitu Pacitan yang juga tempat kelahiran dan dibesarkannya mantan presiden kita Bapak Susilo Bambang Yudhoyono
Seperti dilansir dalam salah satu situs online :
TEMPO.CO, Pacitan – Produksi batu mulia di Pacitan, Jawa
Timur, kian menggeliat seiring ditemukannya lokasi penggalian batu kalsedon di
ladang milik warga Desa Gendaran, Kecamatan Donorojo, sejak dua pekan terakhir.
"Permintaan batu akik dari pembeli semakin bertambah,’’ kata Dhomin
Raharjo, salah seorang perajin batu mulia, saat dihubungi Rabu kemarin, 4
September 2013.
Selama 15 hari terakhir, menurut dia, rata-rata batu akik
yang diproduksi mencapai 160 biji per hari. Padahal, sebelum batu kalsedon
digali secara massal di desa tersebut, batu akik yang dihasilkan hanya 100 biji
per hari. Kondisi ini berbanding lurus dengan omzet yang didapat. "Sejak
tempat penggalian batu kalsedon ditemukan, omzet per hari rata-rata Rp 900
ribu. Sebelumnya hanya di kisaran Rp 500–700 ribu," ujarnya.
Peningkatan omzet itu tak lepas dari keunikan batu kalsedon.
Setelah diolah, mulai dipotong, dihaluskan, dan dipoles, molekul air di batu
yang banyak dijadikan mata akik itu tampak jelas. "Kualitasnya bagus
karena kadar kekerasannya mencapai tujuh," ucap dia.
Harga per biji mata akik bervariasi, berkisar antara Rp 50
ribu hingga Rp 300 ribu. Perbedaan harga ini bergantung pada ukuran dan
kualitas batu. Kualitas yang bagus, kata Dhomin, berwarna kuning
kehitam-hitaman. Jenis ini paling cepat laku. "Pengepul dari Solo,
Surabaya, dan Jakarta lebih banyak memilih jenis ini,’’ ujarnya.
Pengepul dari luar kota tersebut sudah rutin kulakan batu
mulia pada perajin di Pacitan selama beberapa tahun. Sebelum penggalian batu
kalsedon di Gendaran berlangsung, bahan baku diambil dari Kecamatan Punung dan
Tegalombo. Tidak itu saja, para perajin juga mencari bahan baku ke Ponorogo.
Sekarang, dengan ditemukannya lokasi penggalian batu
kalsedon, perekonomian warga di desa itu ikut terkerek. Saban hari, puluhan
orang melakukan penggalian di ladang yang luasnya sekitar 250 meter persegi.
Temuan batu kalsedon lalu dijual kepada perajin dengan harga antara Rp 30 ribu
hingga Rp 3,5 juta. "Semakin kecil semakin murah,’’ kata Ruman, salah
seorang warga yang juga ikut mencari batu kalsedon. Setidaknya, batu kalsedon
yang diangkat dari lahan seluas seperempat hektare itu sudah laku Rp 40 juta.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Pacitan, Sar Setyo
Utomo, menyatakan wilayah Kecamatan Donorojo memang berpotensi mengandung batu
alam. Namun selama ini aktivitas pencariannya yang melibatkan banyak warga baru
kali ini terjadi. "Sebelum-sebelumnya hanya orang-orang tertentu yang
mencari. Tapi di Gendaran hampir semua orang terlibat," katanya. Potensi
ini, dia menambahkan, tidak lepas dari proses geologi di Pacitan yang secara
geografis memiliki banyak perbukitan kapur.
METLAND RUMAH IDAMAN INVESTASI MASA DEPAN
BalasHapus